Minggu, 18 Maret 2012

SIMBOL-SIMBOL DALAM PAKAIAN ADAT ISTIADAT MELAYU


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
            Pakaian merupakan symbol budaya yang menandai perkembangan akulturasi dan kekhasan budaya tertentu. Pakaian juga dapat pula menjadi penanda bagi pemikiran masyarakat, termasuk pakaian tradisional melayu. Pakaian tradisional melayu terdiri dari pakaian harian dan pakaian adat.       
            Pakaian harian dapat dipakai setiap hari, baik oleh anak-anak, dewasa, maupun orang tua. Pakaian sehari-hari dikenakan untuk berbagai kegiatan harian seperti bekerja diladang, bermain, dirumah dan lain-lain
Sedangkan Pakaian tradisional melayu terdiri dari berbagai macam jenis pakaian. Jenis pakaian biasanya tergantung pada situasi dan kondisi si pemakai dan kegiatan yang dilakukan. Misalnya pada acara-acara resmi.
Bagi orang melayu, pakaian selain berfungsi sebagai penutup aurat dan pelindung tubuh dari panas dan dingin, juga mengisyaratkan lambang-lambang. Lambang-lambang itu mewujudkan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bentuk dan jenis pakaian melayu?
2. Bagaimana cara memakai pakaian melayu dengan benar?
3. Apa saja simbol yang tertera  pada pakaian melayu?



BAB II
PEMBAHASAN
SIMBOL-SIMBOL DALAM PAKAIAN ADAT ISTIADAT MELAYU

A. PAKAIAN ADAT MELAYU
Bagi orang melayu, pakaian selain berfungsi sebagai penutup aurat dan pelindung tubuh dari panas dan dingin, juga mengisyaratkan lambang-lambang. Lambang-lambang itu mewujudkan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.
Dengan adanya lambang-lambang budaya yang tersematkan di pakaian melayu, maka kedudukan dan peran pakaian menjadi sangat penting dalam kehidupan orang melayu. Berbagai ketentuan adat mengatur bentuk, corak (motif), warna, pemakaian, dan penggunaan pakaian. Ketentuan-ketentuan itu di berlakuan untuk mendidik dan meningkatkan akhlak orang yang memakainya. [1]
Pakaian melayu dari ujung kaki sampai ujung melayu ada makna dan gunanya. Semua dikaitkan dengan norma sosial, agama, adat istiadat, sehingga pakaian berkembang dengan makna yang beraneka ragam. Pakaian melayu juga dikaitkan dengan fungsinya yaitu:[2]
1.      pakaian sebagai penutup malu, yang berarti pakaian berfungsi sebagai alat penutup aurat, menutup aib dan malu dalam arti yang luas. Kalau salah memakai menimbulkan malu, kalau salah corak juga menimbulkan malu, oleh karena itu pakaian harus dibuat, ditata dan dikenakan sesuai dengan ketentuan adat yang berlaku didalam masyarakat.
2.      pakaian sebagai penjemput budi, yang berarti pakaian berfungsi untuk membentuk budi pekerti, membentuk kepribadian, membentuk watak sehingga si pemakai tahu diri dan berakhlak mulia.
3.      Pakaian penjunjung adat, yang berarti pakaian harus mencerminkan nilai-nilai luhur yang terdapat didalam adat dan tradisi yang hidup dalam masyarakat.
4.      Pakaian sebagai penolak bala, yang bermakna berpakaian dengan cara yang benar dan patut akan menghindarkan pemakainya dari mendapat bahaya atau malapetaka
5.      Pakaian menjunjung bangsa, yang berarti dengan bersepadunya lambang-lambang dan nilai-nilai yang tertera dipakaian maka terjemalah kepribadian bangsa atau masyarakat pemakainya. Pakaian dalam budaya melayu harus mampu menunjukkan jati diri pemakainya.
a. Pakaian Melayu Laki-Laki[3]
            Pada kaum laki-laki terdapat tiga jenis pakaian melayu, yaitu:
1.      Baju melayu gunting cina, baju ini biasa digunakan dalam sehari-hari dirumah, bersifat santai untuk acara-acara tidak resmi. Bisa juga digunakan untuk menerima tamu dirumah atau pergi bertamu kerumah kerabat.
2.      Baju melayu cekak musang terdiri dari celana, kain, dan songkok atau tanjak. Bentuk baju ini berupa leher tidak berkerah dan berkancing hanya sebuah serta bagian depan leher baju berbelah kebawah sepanjang lebih kurang lima jari supaya mudah dimasukkan dari atas melalui kepala, berlengan lebar, serta berkocek sebuah dibagian atas kiri dan dua buah dibagian kiri dan kanan. Baju ini digunakan untuk acara keluarga seperti kenduri.
3.      Baju melayu teluk belanga, baju ini terdiri dari celana, kain sampin, dan penutup kepala atau songkok. Bentuk baju ialah leher berkerah dan berkancing ( berupa kancing tap, kancing emas atau permata dan lain-lain bergantung pada tingkat social dan kemampuan pemakai). Jumlah kancing yang lazim empat buah melambangkan “sahabat rasulullah” atau lima buah yang melambangkan “rukun islam”

b. Pakaian Melayu Perempuan [4]
            Pada kaum perempuan terdapat dua jenis pakaian melayu, yaitu:
1.      Baju kurung, yang terdiri atas kain, baju dan selendang. Panjang atau kedalaman baju agak diatas lutut. Ada juga baju kurung untuk sehari-hari dirumah yang kedalamannya sepinggang atau sedikit dibawah pinggang. Selendang dipakai dengan lepas di bahu dan biasanya tak melingkar dileher pemakai . bentuk baju berlengan panjang dan ukuran badan longgar, tidak boleh ketat. Bahannya bervariasi: polos, berbunga-bunga, dll.
2.      Baju kebaya labuh, yang terdiri dari kain, baju, dan selendang. Panjang lengan baju kira-kira dua jari dari pergelangan tangan sehingga gelang yang dikenakan perempuan kelihatan dan lebar lengan baju kira-kira tiga jari dari permukaan lengan. Kedalaman bervariasi dari sampai betis atau sedikit keatas.Bagi perempuan dalam berpakaian dilengkapi dengan siput (sanggul) yang terdiri dari tiga macam yaitu,
·         Siput tegang. Biasanya digunakan untuk pengantin dan dikerjakan oleh Mak Andam.
·          Siput cekak. Biasanya digunakan untuk sehari-hari.
·          Siput lintang. Biasanya siput yang digunakan untuk perempuan yang berambut panjang, lebat, dan terjurai.
Sedangkan untuk tudung atau penutup kepala dipakai dengan dua cara, yaitu
·         Tudung digunakan untuk menutupi kepala dengan bagian yang agak terjurai  dan terjuntai kesamping pipi kiri dan kanan.
·         Tudung lingkup. Pemakaiannya mirip dengan cadar yang dipakai oleh wanita arab, yakni yang kelihatan hanya mata atau sekurang-kurangnya hanya terlihat wajah.

B. SIMBOL DALAM PAKAIAN MELAYU
            Setiap simbol mengandung makna tertentu “ada benda ada maknanya, ada cara ada artinya, dan ada letak ada sifatnya”.[5] Begitu pula dalam pakaian melayu yang memiliki simbol dalam pakaian yang dikenakan orang melayu.
1. Motif [6]
Dilihat dari carak atau motifnya pakaian melayu memiliki simbol dan makna tertentu:
·         Corak semut beriring. Corak ini dikaitkan dengan makna yang mengacu pada sifat kerukunan dan gotong royong.
·         Corak itik pulang. Corak ini dikaitkan dengan dengan kerukunan dan persatuan, tidak terpecah belah.
·         Corak naga berjuang. Corak ini dihubungkan dengan legenda tentang tentang naga sebagai penguasa lautan, gagah berani, dan pejuang.
·         Corak bunga-bunga. corak ini dikaitkan dengan keindahan, kecantikan, dan kesucian.
2. Warna[7]
Simbol dalam bentuk warna mengatur hal-hal berikut:
·         Kuning. Digunakan untuk raja-raja dan bangsawan sebagai lambang kekuasaan
·         Merah. Digunakan untuk masyarakat secara umum sebagai lambang kerakyatan.
·         Hijau dan putih. Digunakan untuk alim ulama sebagai lambang agama islam
·         Biru. Digunakan untuk orang besar kerajaan sebagai lambang orang patut-patut.
·         Hitam. Digunakan pemangku dan pemuka adat sebagai lambang “hidup dikandung adat, mati dikandung tanah”. Warna hitam juga dipakai sebagai warna kebesaran hulubalang atau panglima.

3.   Cara Memakai Pakaian
Lambang juga ditempatkan pada cara memakai pakaian melayu. Yaitu:
a.    Bagi Perempuan[8]
·      Bagi anak gadis harus memakai kepala kainnya didepan.
·      Bagi orang perempuan tua memakai kepala kainnya disamping kanan.
·      Perempuan yang bersuami, tapi belum tua memakai kepala kainnya dibelakang
·      Bagi yang janda, memakai kepala kainnya disebelah kiri.

b.   Bagi laki-laki[9]
·         Bagi raja, kepala kainnya boleh ditempatkan dimana saja (bebas) tapi lazimnya sebelah belakang berat kedepan.
·         Bagi kaum bangsawan, kepala kainnya sebelah belakang berat kekanan.
·         Bagi orang besar kerajaan, kepala kainnya sebelah belakang berat kekiri.
·         Bagi putra mahkota (putra raja), kepala kainnya sebelah kanan berat kedepan.
·         Bagi datuk-datuk, kepala kainnya sebelah kiri berat kedepan.
·         Bagi orang awam, kepala kainnya dibelakang penuh.
Untuk pengaturan cara menempatkan kedalaman kain sampin, yaitu:
·         Bagi orang patut-patut kedalaman kainnya sedikit dibawah lutut
·         Bagi orang muda-muda dan hulubalang kedalaman kainnya sedikit diatas lutut
·         Bagi orang awam kedalaman kainnya labuh kebawah

Pada akhirnya, simbol-simbol dalam pakaian orang melayu dapat:
1.         Menunjukkan identitas orang melayu itu sendiri
2.         Mencerminkan status seseorang seperti raja, hulubalang, rakyat biasa, dll
3.         Mencerminkan jati diri dan kepribadian orang melayu
4.         Sebagai simbol atau lambang keluhuruan seluruh masyarakat yang menunjukkan nilai-nilai sebagai manusia yang berperadaban.
5.         Dipengaruhi oleh nilai-nilai luhur agama islam.
6.         Merupakan salah satu keagungan budaya melayu
7.         Merupakan puncak kebudayaan melayu yang dapat kita saksikan sekarang ini.


BAB III
KESIMPULAN

Pakaian melayu dari ujung kaki sampai ujung melayu ada makna dan gunanya. Semua dikaitkan dengan norma sosial, agama, adat istiadat, sehingga pakaian berkembang dengan makna yang beraneka ragam. Pakaian melayu juga dikaitkan dengan fungsinya yaitu pakaian sebagai penutup malu, pakaian sebagai penjemput budi, Pakaian penjunjung adat, Pakaian sebagai penolak bala, dan Pakaian menjunjung bangsa.
Pada akhirnya, simbol-simbol dalam pakaian orang melayu dapat: Menunjukkan identitas orang melayu itu sendiri, Mencerminkan status seseorang seperti raja, hulubalang, rakyat biasa, dll, Mencerminkan jati diri dan kepribadian orang melayu, Sebagai simbol atau lambang keluhuruan seluruh masyarakat yang menunjukkan nilai-nilai sebagai manusia yang berperadaban.. Dipengaruhi oleh nilai-nilai luhur agama islam, Merupakan salah satu keagungan budaya melayu dan Merupakan puncak kebudayaan melayu yang dapat kita saksikan sekarang ini.



DAFTAR PUSTAKA

Elmustian Rahman, dkk.2003. Tamadun Melayu. Kuala Lumpur.
Muhammad, Bushar. 2000. Pokok-Pokok Hukum Adat. Jakarta : Pradnya Paramita.
http://www.majelismelayu.com



[1] Muhammad, Bushar, Pokok-Pokok Hukum Adat,  Jakarta : Pradnya Paramita, 2000, hlm. 45
                [2] Ibid.,hlm.46-47
[3] http://www.pekanbaruriau.com/2010/10/pakaian-melayu-riau.html
[4] Ibid.
[5] Elmustian Rahman, dkk, Tamadun Melayu. Kuala Lumpur, 2003, hlm. 34
[6] Ibid.,hlm. 35
[7] Ibid.,hlm.36
[8] Http://www.majelismelayu.com
[9] http://www.majelismelayu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"text/javascript" src="https://sites.google.com/site/exeloph/file/Twitterbang.js">